Showing posts with label stroke. Show all posts
Showing posts with label stroke. Show all posts

Waspada Penyakit Hari Raya



Bulan mendekati akhir tahun dan siap untuk menyambut tahun yang baru. Banyak kegiatan yang menanti di akhir tahun ini. Beberapa dari kita akan merayakan Natal, dan tentunya perayaan Tahun Baru. Kemeriahan yang selalu berulang dari tahun ke tahun. Sama seperti kemeriahan sebelumnya, akan ada banyak makanan yang tersedia di rumah untuk menyambut tamu. Atau, setidaknya makanan untuk sekedar menemani kemeriahan perayaan ini bersama keluarga.

Biasanya, jika hari raya tiba, beberapa dari kita menjadi “lupa diri” untuk urusan makanan dan menjaga diri. Makanan apa saja yang disodorkan di rumah bisa habis termakan. Malahan, jika tidak ada makanan di rumah, justru membeli makanan sebanyak-banyaknya. Barangkali banyak yang berpikir bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru hanya terjadi satu kali dalam setahun, maka sah-sah saja untuk “sedikit” bermewah, khususnya dalam hal makanan. Alasan ini bisa saja benar. Namun, kita juga perlu menyadari pentingnya menjaga diri sendiri. 

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama menjalani masa-masa perayaan hari raya.

Lemas Sebagian Tubuh dan Wajah : Diagnosis

BAGAIMANA STROKE DAPAT DIDIAGNOSIS?

troke dapat didiagnosis melalui hasil wawancara/anamnesis terhadap penderita (jika masih sadar) atau dengan keluarga pasien yang berada di sisi penderita. Dari hasil anamnesis ini didapatkan keterangan :

a. Apakah kejadian terjadi secara tiba-tiba?
b. Berapa lama antara kejadian hingga tiba di rumah sakit?
c. Pada saat apa kejadian itu terjadi (bekerja? beristirahat?)
d. Apakah penderita sempat muntah?
e. Apakah langsung disertai kelemahan sebagian tubuh, atau yang lebih ringan perasaan kesemutan pada sebagian tubuh?
f. Apakah ini merupakan kejadian yang pertama?
g. Adakah riwayat kesehatan seperti diabetes, hipertensi, sakit jantung, atau perawatan lainnya di rumah sakit?

Beberapa pertanyaan barangkali akan ditambahkan tergantung dengan situasi yang ditemukan saat penderita datang ke rumah sakit. Seperti misalnya pekerjaan penderita akan sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan pembuluh darah, sehingga pertanyaan kepada hal tersebut akan sangat membantu penentuan diagnosis.

Hasil pemeriksaan fisik penderita juga mampu mengarahkan pada diagnosis stroke. Dari hasil pemeriksaan fisik mungkin dapat ditemukan tanda vital dengan tekanan darah yang tinggi atau bahkan normal, nadi yang berbeda jumlahnya dengan detak jantung pasien (pulsus defisit), irama jantung yang tidak reguler, dan mungkin dapat terdengar bruit pada arteri karotis.

Keadaan umum pasien dapat ditemukan lemah, bahkan tidak sadarkan diri (decrease of consiousness). Pemeriksaan mata mungkin tampak reflek pupil yang tidak simetris, tampak sudut bibir yang terjatuh saat berusaha tersenyum, tangan dan kaki yang kelihatan lemas (dan teruji saat penderita disuruh untuk mengangkat kedua tangan atau kedua kakinya), dan ditemukan adanya gangguan merasakan rabaan halus (dengan menggoreskan kapas pada sisi kanan-kiri pasien secara bergiliran). Pemeriksaan yang lebih rumit dapat berupa pemeriksaan reflek patologis seperti reflek Hoffman Tromner yang ditemukan pada jari tengah tangan, reflek Babinsky dan variannya pada kaki, reflek Rossolimo dan Mendel Bachterew, serta adanya klonus pada kaki dan paha.

Menentukan diagnosis stroke dapat melalui parameter yang menggunakan sistem skor dan sarana penunjang yang lebih mutakhir. Perkembangan di bidang neurologi memungkinkan penentuan “kemungkinan” diagnosis melalui penilaian secara klinis, hasil pengolahan anamnesis dan pemeriksaa fisik penderita. Skor yang dapat digunakan oleh tenaga medis untuk mengarahkan diagnosis diantaranya :

A. Skor Siriraj

1. Kesadaran ( x 2,5 )
siaga 0
Pingsan 1
Semi koma, koma 2

2. Muntah ( x 2 )
No 0
Yes 1

3. Nyeri kepala dalam 2 jam ( x2)
No 0
Yes 1

4. Tekanan Diastolik ( DBP )
DBP x 0,1

5. Atheroma markers ( x -3 )
none 0
diabetes, angina,claudicatio intermitten 1

6. Konstanta - 12

Interpretasi skore Skor ≤ -1 = Infark, ≥ 1 = Hemoragik

Poin-poin pada masing-masih gejala klinis tersebut ditambahkan, dan ditemukan hasil dengan interpretasi < -1 adalah kemungkinan strok non-hemorrhagic, sedangkan pada skor >1 maka kemungkinan strok hemorrhagic. Di suatu kesempatan, apabila ditemukan nilai skor antara -1 dan 1, maka perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan skor lainnya, seperti

B. Skor Nuartha

Perhitungan skore ini menggunakan rumus Skor total= total jumlah kriteria x Jumlah skor. Hasil skor diantara 0-6 berarti non-hemoragik, skor 16-24 berarti hemoragik, sedangkan skor 7-11, kemungkinan non-hemoragik, dan skor 12-15, kemungkinan hemoragik atau dapat dikatakan bahwa skor diantara 7 dan 15 berarti meragukan, dan pada keadaan ini kita membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan

C. Skor Gajah Mada

Tiga positif atau 2 dan ketiganya :
penurunan kesadaran nyeri kepala refleks Babinsky
ya : strok perdarahan
tidak : pertimbangkan berikutnya

Penurunan kesadaran (+) Nyeri kepala (-) Refleks Babinsky (-)
Ya : strok perdarahan
Tidak : pertimbangkan berikutnya

penurunan kesadaran (-) Nyeri kepala (+) Refleks Babinsky (-)
Ya : strok perdarahan
Tidak : pertimbangkan berikutnya
Penurunan kesadaran (-) Nyeri kepala (-) Refleks Babinsky (+)
Ya : strok non-perdarahan (strok iskemik akut atau strok infark)
Tidak : pertimbangkan berikutnya

Penurunan kesadaran (-) Nyeri kepala (-) Refleks Babinsky (-)
Ya : strok non-perdarahan

Setelah mendapatkan kemungkinan dari diagnosis strok, maka pengobatan dapat disesuaikan dengan diagnosis yang dibentuk. Namun, ada kalanya penentuan diagnosis dengan sistem skor kurang menumbuhkan keyakinan terhadap diagnosis strok. Seandainya sarana kesehatan menunjang, maka dapat dilakukan pemeriksaan Computed Tomography- Scan (CT-Scan). Hasil pada CT-Scan akan menunjukkan tanda-tanda perdarahan (warna putih/hiperdens) atau tanda iskemia/infark (warna menurun/hipodens). Seandainya gambaran hipodens pada stroke tanpa perdarahan belum meyakinkan, maka dapat dilakukan CT-Scan dengan kontras yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Hasil dari CT-Scan ini justru kebalikan dari CT-Scan tanpa kontras. Pada gambaran otak akan ditemukan hiperdens/warna putih pada bagian yang mengalami iskemia/infark yang khas pada stroke non-hemorrhagic.


alat CT-Scan

Pada sarana kesehatan yang lebih maju, khususnya pada daerah perkotaan, sarana diagnosis yang lebih tinggi dapat pula dilakukan. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Magnetic Resonance Artheriography (MRA) dapat menjadi pilihan untuk melihat lebih mendetail bagian otak apa saja yang mengalami gangguan akibat kerusakan pembuluh darah (pada MRI) dan pembuluh darah mana saja yang mengalami ruptur (pada MRA).

Selain menentukan apakah jenis stroke perdarahan atau tidak, pemeriksaan umum seperti pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, kadar gula darah, kadar kolesterol, keadaan keseimbangan elektrolit dalam darah dan fungsi ginjal perlu dilakukan. Fungsinya adalah untuk melihat apakah terdapat kelainan pada pembuluh darah (liat faktor resiko stroke). Selain melihat faktor resiko terjadinya stroke, pemeriksaan umum ini juga membantu menentukan obat yang akan diberikan dan bagaimana kemungkinan respon tubuh terhadap obat yang akan diberikan.

Lemas Sebagian Tubuh dan Wajah

Kasus :

Seorang bapak berusia 55 tahun, tinggi badan 174 cm, berat badan 90 kg, diantarkan oleh keluarganya karena tiba-tiba mengalami lemas pada kaki dan tangan kanan. Lemas ini terjadi saat bangun di pagi hari. Awalnya dirasakan kesemutan pada kaki dan tangan, diikuti rasa tebal dan tidak dapat digerakkan lagi. Pada wajah sebelah kanan juga dirasakan kesemutan. Saat menjawab pertanyaan, bapak tersebut tampak pelo dan sulit untuk menggunakan kata R dan L. Sudut bibir kanan pun tampak tertingal saat mengucapkan kata-kata. Pusing pada kepala tidak terlalu dirasakan. Tidak ada mual. Tidak terdapat panas. Kejadian ini merupakan yang pertama kali.

Riwayat tekanan darah tinggi diketahui sejak 3 tahun yang lalu, namun selalu melakukan kontrol di doktor keluarga. Riwayat diabetes diketahui 5 tahun yang lalu, rutin meinum obat diabetes. Kontrol gula selalu dilakukan bersamaan dengan kontrol tekanan darah.

Apa yang mungkin terjadi pada bapak ini?

Kasus di atas memberikan pemikiran tentang adanya kelemahan pada sebagian tubuh. Kelemahan sebagian tubuh merupakan suatu pertanda adanya gangguan fungsi tubuh yang mengarah pada fungsi saraf. Kejadian yang mendadak/tiba-tiba merupakan pertanda ada sesuatu yang seketika pada susunan saraf, baik susunan saraf pusat (yang terdapat di otak dan tulang belakang) maupun saraf peripher (yang mengarah kepada organ-organ). Penyakit gangguan yang seketika/mendadak dan yang membutuhkan penanganan cepat pada sistem saraf pusat adalah stroke

Stroke merupakan gangguan pada otak yang terjadi secara tiba-tiba (dapat terjadi pada kurang dari 24 jam maupun lebih dari 24 jam). Gangguan pada otak ini menyebabkan terjadinya defisit neuoroligs seperti kelemahan pada sebagian tubuh ataupun salah satu tubuh. Penyebab dari gangguan ini semata-mata karena gangguan dari pembuluh darah yang terdapat pada otak.

Stroke dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya pendarahan pada otak. Pertama, stroke hemorrhage (stroke dengan perdarahan) di mana ditemukan perdarahan di otak, baik di jaringan otak (intra cerebral bleeding), ataupun yang terjadi pada lapisan subaraknoid (subaraknoid hemorrhage). Pendarahan yang terjadi di otak atau bagian susunan otak akan menimbulkan gejala-gejala khas yang lebih berat dibandingkan pada stroke non hemorrhage.

Umumnya, stroke hemorrhage ini terjadi saat penderita (dengan faktor resiko) sedang melakukan aktivitas. Aktivitas akan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah sehingga pada bagian pembuluh darah yang tidak mampu menahan tekanan yang semakin membesar akan terjadinya ruptur/robekan. Bagian pembuluh darah yang sering mengalami ruptur adalah pembuluh darah akhir (end arteri). Pembuluh darah ini tidak memiliki hubungan dengan pemuluh darah lain. Ibaratnya, pembuluh darah ini merupakan gang buntu, sehingga robekan pada daerah ini akan menyebabkan gangguan suplai darah jaringan yang tidak dapat dikompensasi oleh pembuluh darah lainnya.

Kedua, stroke non hemorrhage (tidak terjadi perdarahan). Pada golongan ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1.Serangan stroke yang mampu kembali ke keadaan normal tanpa disertai gangguan neurologis. Misalnya, yang sebelumnya pasien mengalami kelemasan pada kaki, maka dalam waktu 24 jam kelemasan itu telah hilang dan pasien dapat berjalan lagi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Transient Ischemic Attack (TIA) dan Reversible Ischemic Neurological Defisit (RIND).
2.Serangan stroke yang menunjukkan gejala klinis semakin progresif (stroke in evolution). Sebagai contoh, pada awal masuk rumah sakit, penderita hanya mengalami kesemutan pada kaki dan tangan. Namun, dalam perkembangan 2 hari kesemutan itu telah menjadi rasa tebal (tidak dapat merasakan sentuhan) dan menyebabkan melemahnya tangan dan kaki.
3.Stroke in resolution merupakan kebalikan dari stroke in evolution. Kelompok stroke ini justru menunjukkan perbaikan selama perkembangnnya sehingga penderita tampak kembali normal.
4.Completed stroke merupakan keadaan di mana defisit neurologis sudah mencapai tahap yang tidak mampu dirubah lagi oleh perkembangan waktu. Misalnya, dalam waktu 2 x 24 jam, pada stroke yang diakibatkan oleh gangguan pada pembuluh arteri vertebro-basilar akan menimbulkan kelemahan pada anggota tubuh yang tidak akan dapat membaik kembali. Sedangkan pada pembuluh arteri carotis interna maka dalam waktu 3 x 24 jam maka akan ditemukan gangguan neurologis yang menetap.

PENYEBAB

Telah diterangkan sebelumnya bahwa stroke merupakan akibat dari gangguan pada pembuluh darah. Gangguan itu dapat disebabkan oleh pembuluh darah itu sendiri (kekakuan pembuluh darah, perlemakan, atau terkena infeksi), gangguan pada susunan darah (seperti terdapat kolesterol, keping darah yang meningkat, sel darah merah yang berkurang atau faktor pembekuan darah yang menurun), dan gangguan aliran darah (penurunan aliran darah oleh karena kelainan jantung, atau darah yang terlalu kental pada penderita leukimia dsb).

Faktor resiko yang perlu diperhatikan sebagai penyumbang kemungkinan untuk terjadinya stroke dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor yang tidak dapat dirubah dan faktor yang dapat dirubah.

Faktor resiko yang tak dapat dirubah seperti usia, jenis kelamin, suku, dan faktor keluarga. Stroke umumnya terjadi pada usia di atas 55 tahun. Namun, oleh karena faktor lainnya, banyak ditemukan stroke pada usia yang lebih muda.
Laki-laki dikatakan memiliki kemungkinan terkena stroke lebih besar daripada wanita. Namun, menjelang menopause, kemungkinan terjadinya stroke pada laki-laki dan wanita adalah sama. Hal ini mungkin disebabkan faktor hormonal (estrogen) yang memberikan kelenturan pada pembuluh darah sehingga menjadi proteksi tidak langsung terhadap tekanan darah yang meningkat.

Faktor resiko yang dapat dirubah (dikontrol) misalnya hipertensi, diabetes, penyakit jantung (infark miokard, fibrilasi, gangguan katub), merokok, kurang olahraga, alkohol, dsb. Dengan meningkatnya penikmat rokok dewasa ini, di samping semakin muda usia merokok, maka ada kemungkinan usia penderita stroke akan semakin muda. Rokok memiliki radikal bebas yang mampu merusak pembuluh darah (menyebabkan penurunan elastisitas) sehingga mengurangi kemampuannya menghadapi tekanan darah. Selain itu, radikal bebas ini mampu mempengaruhi organ lain seperti paru dan jantung sehingga kemampuan mengikat oksigen dalam darah dan pengedaran darah ke otak terganggu. Gangguan ini menjadikan peningkatan kemungkinan terjadinya stroke.

GEJALA STROKE


Perlu untuk memperhatikan gejala-gejala yang muncul pada penderita stroke sehingga hal penting tidak terlewatkan. Dengan mengetahui gejala ini, maka penderita akan :

1.tidak terlambat datang ke dokter/rumah sakit
2.mendapatkan obat dengan cepat
3.pemulihan kesehatan akan lebih baik dengan pengobatan yang tepat dan cepat
4.kecacatan yang mungkin muncul dapat dikurangi
5.ancaman pada jiwa dapat dihindari
6.biaya pengobatan akan dapat lebih efisien.

Gejala yang muncul berupa (Nuartha, 2008)

Gejala awal pada motorik
# sekarang tulisan saya tidak karuan
# tangan saya tidak mau menuruti kehendak saya
# kalau sedang merokok, sigaret sering terlepas sendiri
# mengancingkan baju sering tidak berhasil
# berjalan, sandal sering terlepas

Gejala awal pada sensorik
# kesemutan, umumnya kesemutan pada separuh tubuh (meliputi separuh wajah, separuh badan, tangan-kaki satu sisi)
# terkadang diikuti pandangan yang gelap.

Gejala awal pada fungsi luhur
# tiba-tiba seperti orang pikun. Kalau diajak bicara jawaban aneh-aneh
# banyak lupa, kacau
# bicara tidak jelas, cadel, lidah kaku

Pada penderita stroke hemorrhage, gejala-gejala di atas dapat lebih parah dibandingkan pada stroke non hemorrhage. Pada pendarahan, penderita sering menunjukkan tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial seperti penurunan kesadaran, muntah yang proyektil, dan sakit kepala yang hebat.

Next Topic

> BERKENALAN DENGAN ANEMIA klik

> TRAUMA OLEH AIR KERAS klik




Anda Punya Saran atau Pertanyaan ? Silakan Hubungi Kami

Name

Email *

Message *