Dermatitis Statis (3)

Diagnosis

Diagnosis ditegakan melalui pengolahan informasi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Meskipun tiap bagian dari anamnesis adalah penting, yang perlu diperhatikan adalah usia penderita, aktivitas penderita, dan penyakit penyerta seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung-pembuluh darah. Pemeriksaan fisik dengan gambaran khas pada tungkai bawah menjadikan diagnosis dermatitis statis dapat ditegakan.

Sering kali dermatitis statis di awal perkembangan penyakit sulit dibedakan dengan infeksi jamur. Untuk dapat membedakannya dapat dilakukan pemeriksaan KOH pada daerah lesi. Dermatitis statis tidak menunjukkan gambaran spora dan hifa.

Penanganan

Pengananan dermatitis statis dapat dilakukan secara non-medis dan medis. Penanganan non-medis dapat dengan menaikkan bagian tungkai bawah lebih tinggi dibanding tubuh sehingga aliran darah vena dapat mudah ke tubuh. Dengan memperlancar aliran darah vena, maka tekanan darah vena dapat dikurangi. Menjaga higienitas pada bagian lesi/bercak merah kehitaman dengan mandi menggunakan sabun yang tidak iritan dapat mencegah terjadinya kekeringan kulit dan mempertahankan integritas kulit. Menggunakan pelembab kulit untuk menjaga integritas kulit di bagian lesi sangat baik. Secara tradisional, dapat menggunakan minyak kelapa murni sebagai pelembab kulit.

Penggunaan obat (medis) diarahkan pada kulit dermatitis dan komplikasi seperti luka (ulkus verukosa). Luka yang muncul di atas lesi dapat dilakukan krompes lembab hingga luka semakin kering. Setelah kering, steroid krim dengan potensi ringan-sedang dapat diberikan pada bagian lesi. Pemberian antibiotik krim dapat dilakukan untuk menghindari infeksi karena luka. Pada kasus dengan dugaan selulitis, dapat diberikan antibiotik sistemik (per oral).

Dengan pengobatan non-medis dan medis yang sudah diberikan, sering kali tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Penatalaksanaan yang tepat dapat mencegah perluasan lesi.

See our PDF at Download