Pitiriasis Versicolor (Panu) 2

Gambaran Klinis
Penderita sering tidak mengeluhkan apapun, kecuali jika bercak itu mengenai bagian wajah atau bagian yang terekspose sehingga akan mengganggu penampilan. Bercak yang muncul dapat berupa hipopigmentasi (lebih putih daripada kulit sekitar) atau hiperpigmentasi (lebih gelap daripada kulit sekitar). Kecenderungannya, penderita dengan kulit berwarna akan menunjukkan gambaran bercak yang hipopigmentasi. Saat berkeringat, sering kali penderita akan merasakan gatal, khususnya pada daerah bercak-bercak tersebut. Berlahan, seiring keringat yang semakin hilang, maka rasa gatal akan lebih mereda.

Dari hasil pengamatan, akan ditemukan adanya bercak yang hipo- atau hiper-pigmentasi, dengan ukuran yang bervariasi, tersebar, batas antara bercak dan kulit sekitarnya jelas dibedakan, dan terdapat skwama (sisik) halus berwarna putih di daerah bercak tersebut. Saat bercak tersebut disentuh dengan kapas, maka penderita masih dapat merasakan sentuhan kapas. Tindakan ini untuk membedakan antara panu dengan penyakit kulit kusta yang memiliki gambaran serupa.

Diagnosis
Diagnosis penyakit ini didasarkan pada hasil anamnesis (olah wawancara), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Adanya riwayat muncul bercak hipo- atau hiper-pigmentasi yang terjadi selama berminggu-minggu, semakin gatal saat berkeringat, tidak ada perubahan dalam fungsi perabaan, dapat mengarahkan pada penyakit panu. Gambaran klinis seperti yang diutarakan di atas akan semakin menguatkan kemungkinan diagnosis penyakit.
Hasil pemeriksaan kulit dengan menggunakan lampu Wood (Woodlamp) akan menghasilkan gambar kuning keemasan pada daerah bercak kulit. Dari hasil kerokan kulit akan muncul gambaran “spagety and meatball”. Kedua pemeriksaan penunjang ini semakin mendukung diagnosis panu.
Patut untuk dibandingkan dan dipertimbangkan lesi pada kulit yang menyerupai bercak-bercak seperti : tenia corporis, vitiligo, pitiriasis alba, ataupun pitiriasis rosea.

"spagetti and meatball"

Penanganan
Prinsip penanganan penyakit Panu adalah menghindari faktor resiko, mengatasi penyebab dan gejala-gejala yang mengganggu penderita. Yang perlu diperhatikan adalah lamanya pengobatan, karena membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Untuk itu, kesabaran sangat diperlukan.
Menghindari faktor resiko dapat dilakukan dengan meningkatkan higienitas diri melalui mandi yang teratur dua kali sehari. Diupayakan untuk mengurangi kelembaban pada badan akibat keringat, dengan menggunakan kain yang mampu menyerap keringat. Kebiasaan untuk bertukaran baju ataupun handuk hendaknya ditinggalkan karena infeksi jamur dapat disebarkan melalui kain yang telah dihinggapi jamur.
Mengatasi penyebab dapat dengan pemberian salep antifungal. Salah satu salep yang umum digunakan adalah salep Whitfield, golongan azole seperti salep klotrimazol dan mikonazol, atau selenium sulfid (selsun) 2,5%. Salep ini dibiarkan pada bercak kulit selama 5 – 10 menit, kemudian dapat dibilas. Pada kasus yang sulit untuk disembuhkan, dapat diberikan tablet itrakonazole. Seandainya penderita mengeluhkan gatal yang sangat mengganggu, dapat diberikan antihistamin sebagai penekan produksi histamin, sehingga mengurangi gejala gatal.

See Our PDF at Download Page >>

No comments:

Post a Comment

Apakah Anda memiliki pengalaman kesehatan seperti Artikel di atas ? Silakan berbagi kisah Anda dengan Kami....

Next Topic

> BERKENALAN DENGAN ANEMIA klik

> TRAUMA OLEH AIR KERAS klik




Anda Punya Saran atau Pertanyaan ? Silakan Hubungi Kami

Name

Email *

Message *