Ebola, Siapkah Kita Menghadapinya ?

Sepuluh tahun yang lalu untuk pertama kali Saya mendengar penyakit ebola. Sebuah buku dokumenter dan sebuah artikel di majalah Kompas mengenalkan Saya pada penyakit yang sangat mematikan ini. Tingkat kematiannya sangat tinggi, jauh lebih mengerikan daripada virus HIV (yang baru mampu membunuh manusia dalam hitungan tahun), ataupun virus demam berdarah (yang masih bisa diobati).

Kemunculan kembali penyakit ini di beberapa negara di Afrika (yang sekarang sedang berkutat di negara Guenia) menimbulkan signyal alarm  untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Sangat mengerikan jika virus ini menyebar ke negara lainnya. Seperti yang sudah Saya jelaskan sebelumnya, penyakit ini sulit diatasi. Pertama, tingkat kematiannya tinggi (mendekati 90%) dalam hitungan hari. Kedua, belum ada obat maupun vaksin yang menyembuhkan.

Indonesia sampai saat ini belum memiliki data mengenai serangan virus ebola. Ada keuntungan maupun resiko kerugiannya. Pertama, itu artinya Indonesia masih aman dari sepak terjang virus ebola. Namun, potensi resikonya juga ada. Karena tidak pernah terjadi serangan virus ebola, pengalaman mengenai penanganan komprehensif penyakit ini sangat minim. Tenaga kesehatan akan sangat sulit untuk mendiagnosis penyakit perdarahan ebola dibandingkan tipe penyakit perdarahan lainnya. Padahal, tidak ada negara yang aman dari penyebaran penyakit di arus globalisasi dewasa ini. Orang dapat pindah dari satu negara ke negara lain. Ditambah lagi perubahan iklim akan mempengaruhi penyebaran hewan-hewan sebagai “reservoir” virus Ebola ini.

Untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai penyakit ini, beberapa artikel ke depan akan menjelaskan sedikit mengenai penyakit perdarahan Ebola. Gunanya untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan terjadinya serangan virus Ebola di Indonesia.

Salam sehat selalu.