Secuil Pemikiran Kuesioner Kesehatan Reproduksi Remaja

Coba angkat tangan di tempat masing-masing, siapa yang pernah mendapatkan kuesioner mengenai masalah perkembangan seksual selama remaja ? Saya termasuk salah satu yang tidak angkat tangan. Bukan karena sedang menulis opini ini, tetapi karena masalah kesehatan seksual/reproduksi di masa remaja saya masih kurang sosialisasi, apalagi masalah kuesioner. Kini, saat remaja-remaja Indonesia mulai diperkenalkan masalah kesehatan seksual/reproduksi, beberapa orang tua panik. barangkali, kepanikan itu karena di masa kehidupan remajanya, beliau-beliau belum mendapatkan pendidikan kesehatan seksual/reproduksi yang mumpuni dan masalah seksual(litas) merupakan masalah taboo. Bagi remaja yang pertama kali mengenal informasi kesehatan seksual mungkin saja tersenyum-senyum malu (awalnya). Ada yang cepat mengaitkannya dengan berhubungan intim dan film dewasa. Ada juga yang antusias. Tanggapan yang beragam.

Di negara maju yang menyadari pentingnya pengajaran masalah kesehatan seksual/reproduksi, diskusi-diskusi seputaran alat reproduksi dan kaitannya dengan perubahan fisik tubuh sering dilakukan. Dengan diskusi dan penyajian ilmu yang terus menerus, masalah kesehatan seksual bukan lagi barang yang taboo. Anak-anak remaja semakin mengenal keadaan dan perubahan dirinya di saat memasuki pubertas. Mereka semakin percaya diri karena tahu dan mengerti proses perubahan itu lumrah. Mungkin beberapa dari kita tidak sadar bahwa perubahan fisik tubuh seperti keluarnya jakun, pertumbuhan rambut pubis, perubahan bentuk (ukuran dan bentuk) alat reproduksi bisa saja mengganggu (atau mengagetkan) anak remaja yang tidak dibekali ilmu sebelumnya. Mereka bisa jadi tidak percaya diri saat bergaul dengan teman-temannya yang tampak riang dan begitu “santai” membawa dirinya. Padahal, barang kali teman-teman itu juga memiliki masalah yang sama. Hanya saja mereka lebih mampu beradaptasi karena sudah mendapatkan ilmu kesehatan seksual/reproduksi.

Kenyataan bahwa masih banyak orang (tidak hanya remaja, bahkan beberapa yang sudah masuk dalam kategori dewasa) salah kaprah mengenai kesehatan seksual/reproduksi. Alhasil, banyak juga kita dengar di media masa lokal mengenai suntik silikon untuk memperbesar payudara, atau suntik silikon (bahkan bahan-bahan yang tidak diketahui keamanannya) untuk memperbesar penis.  Lebih parah lagi, mereka mengerjakan di tempat-tempat yang tidak terbukti keamanan dan kesehatannya sehingga beberapa kali saya melihat rasa penyesalan pengguna karena justru terjadi “kerusakan”. Jika ilmu kesehatan seksual/reproduksi sudah mulai diperkenalkan, barangkali tindakan-tindakan irrasional tersebut dapat menghilang dari masyarakat Indonesia. Ketidak tahuan membawa orang ke jurang kehancuran. Di dalam ilmu kesehatan seksual/reproduksi akan dipaparkan juga mengenai proses alamiah dan ilmiah perubahan ukuran dan bentuk alat reproduksi (primer maupun sekunder), sehingga tidak perlu merasa rendah diri karena merasa memiliki bentuk yang tidak sesuai seperti yang “dikatakan orang lain”.

Akhir kata, semoga polemik mengenai kuesioner kesehatan seksual/reproduksi yang mulai mencuat di bulan September 2013 ini dapat cepat diselesaikan. Semua pihak berharap yang terbaik baik remaja-remaja Indonesia. Berbekal tujuan yang baik itu, baik kiranya semua pihak duduk bersama dan menemukan jalan yang tepat mengenai masalah ini. Remaja-remaja Indonesia menunggu hasil yang positif untuk kesehatan mereka dan kejayaan bangsa ini juga. 

Pine House Clinic OnLine Team juga ingin memberikan sumbangan ilmu bagi remaja-remaja di Indonesia khususnya di bidang kesehatan seksual/reproduksi supaya tidak salah mendapatkan informasi on-line tanpa dasar yang tepat. Untuk itu, kami meluncurkan SEX-TURDAY. Tema-tema dalam SEX-TURDAY akan berputar pada kesehatan reproduksi. Dan, tentunya, jika ada permasalahan yang berkaitan dengan seksualitas atau kesehatan reproduksi dapat menghubungi kontak kami.

Salam Sehat Selalu,

Editor