Mastektomi merupakan operasi pengangkatan (sebagian maupun seluruh)
jaringan payudara. Mastektomi bisa menjadi salah satu pilihan dalam penanganan
kanker payudara. Malah, pada tipe Ductal carcinoma in situ (DCIS), Mastektomi
bisa menjadi pilihan terapi yang mampu menunjukan tingkat kesuksesan 100%. Pilihan
ini disesuaikan dengan faktor ukuran
tumor, tingkat (grade) tumor, luas margin, penampakan pada mammographi, dan
keadaan kesehatan umum pasien. Seiring berkembangnya teknologi, barangkali ke
depannya terdapat pilihan lain selain mastektomi untuk kasus DCIS.
Pengambilan jaringan payudara ini sering kali diikuti dengan operasi
rekontruksi payudara untuk mempertahankan estetika payudara. Tujuannya tentu
saja untuk meningkatkan kualitas hidup wanita dengan memberikan bentuk payudara
yang “normal”.
Pertimbangan untuk memilih Mastektomi
Memutuskan pilihan pada Mastektomi tentu memerlukan pertimbangan yang
matang sebab pilihan ini bisa jadi akan merubah hidup setelahnya. Pertanyaan
yang paling mendasar tentu apa sih untung dan ruginya ? Sedikit pertimbangan
yang patut menjadi landasan kami coba jabarkan di bawah. Namun, untuk
pertimbangan medis akan lebih baik berkonsultasi dengan dokter yang menangani
langsung masalah Anda.
Pertimbangan Medis
- Tumor pada grade I – II yang masih bersifat lokal dan masih awal perkembangan (early-stage breast cancer)
- Kontraindikasi terhadap terapi radiasi. Beberapa pasien justru menunjukan reaksi yang buruk terhadap radiasi. Bisa dikatakan mengalami alergi terhadap radiasi. Oleh karena reaksi alergi ini, pasien tidak dapat melakukan terapi konservasi payudara dengan radiasi.
- Keadaan kesehatan pasien yang memungkinkan untuk dilakukan operasi. Oleh karena mastektomi merupakan tipe operasi skala sedang, pasien memerlukan pemeriksaan kesehatan untuk melihat apakah layak dilakukan operasi. Hal ini terkait dengan “apakah” organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dsb mampu bertahan selama operasi berlangsung. Pada pasien dengan usia tua, akan sangat beresiko untuk dilakukan operasi ini.
Pertimbangan Non-Medis/ Pribadi
-
- Kesiapan mental. Meskipun pada pasca operasi mastektomi pasien dapat memilih untuk dilakukan rekontruksi payudara, sangat mungkin terjadi pasien masih berpikir bahwa payudara pasca rekontruksi tidak sama seperti payudara sebelumnya. Jika sejak awal kesiapan mental belum terbangun, maka perasaan rendah diri dan perasaan “ada yang kurang dalam diri” justru akan menurunkan kualitas hidup.
- Kesiapan finansial. Tindakan Mastektomi merupakan operasi skala sedang. Pasien tentunya harus mempersiapkan kebutuhan dana tidak hanya untuk operasi, melainkan perawatan sebelum operasi, pasca operasi di RS, dan pemulihan. Selain dana Mastektomi, juga perlu dipikirkan dana rekontruksi payudara. Barangkali, di beberapa rumah sakit dana tersebut sudah menjadi satu paket. Ada baiknya pasien menanyakan lebih detail mengenai prosedur dan jumlah dana yang diperlukan.
- Pandangan/keyakinan diri. Ada orang yang berkeyakinan tidak boleh untuk menghilangkan seluruh maupun sebagian dari dirinya. Keyakinan ini sering kali dikaitkan dengan kemungkinan kehidupan setelah kematian. Keyakinan yang kuat tentang hal ini tentu akan mengganggu proses kesiapan mental (seperti yang diterangkan sebelumnya).
Apapun pilihan Anda, pastikan terlebih dahulu
bahwa pilihan Anda sungguh dapat meningkatkan kualitas hidup Anda. Jangan
sampai kehidupan Anda sudah berakhir sebelum Tuhan menyuruhnya berakhir.
Semuanya kembali lagi pada Anda yang menjalani hidup.
Semoga informasi ini dapat membantu. Seandainya
ada dari pembaca yang memiliki pengalaman mengenai Mastektomi dapat berbagi di
sini untuk saling menguatkan.
Salam sehat selalu.
No comments:
Post a Comment
Apakah Anda memiliki pengalaman kesehatan seperti Artikel di atas ? Silakan berbagi kisah Anda dengan Kami....