Anakku bukan Anakku = Golongan Darah

“…and I know in this life,we do bad think to be good

Sometimes a bad think is really bad

and a good (thing) can count one really price” (Supernatural 10)

Bermunculannya kasus yang unik di Indonesia mengenai “siapa orang tua dari anak ini?” menggugah hati Saya untuk menceritakan pentingnya ilmu pengetahuan (khususnya di bidang kedokteran) dalam mengungkapkan “misteri” pertanyaan ini. Salah satu misteri yang unik di alam semesta adalah mengenai golongan darah. Orang tua yang kaget karena golongan darah anaknya (bayi) tidak sama dengan golongan darah orang tua tersebut, memunculkan “delik” tidak percaya bahwa itu adalah anak kandungan. Kasus kecurigaan”anak yang tetukar” muncul di permukaan. 

“Sakit hati ade, bang” mungkin itu perasaan yang muncul di hati sang ibu…dan juga si bayi.

Golongan Darah

Pengelompokan golongan darah sudah dilakukan sejak … tahun yang lalu. Kemunculan penggolongan darah dimulai dengan kenyataan bahwa tidak setiap orang dapat menerima donor darah secara acak. Penggolongan darah ABO merupakan penggolongan darah yang pertama dan terus digunakan sampai sekarang. Selanjutnya ditambah pula dengan penggolongan berdasarkan rhesus (Rh) negative atau positif. Dengan adanya penggolongan darah, maka kebutuhan akan donor darah yang tepat dapat tercapai.

Bagaimana seorang anak mendapatkan golongan darah yang sesuai dengan orang tuanya?

Golongan darah merupakan salah satu “sifat” tubuh yang dapat diturunkan dari generasi sebelumnya (herediter). Kita patut berterima kasih kepada bapak Gregor Mendel yang membuka wawasan ilmu mengenai persilangan genetic. Prinsip penentuan persentase golongan darah pada keturunan selanjutnya dapat dibandingkan dengan prinsip perubahan warna pada bunga atau kacang polong yang dilakukan oleh Mendel. 

Sedikit menyinggung mengenai sifat genetika, terdapat istilah Allele, Dominan dan Resesif, Genotype dan Phenotype. Mari sekilas mengenal istilah  tersebut :

1.       Allele adalah kode yang terdapat pada gene makhluk hidup. Kelompok gene ada yang Dominan dan ada yang Resesif. Apabila dalam kode Allele terdapat Dominan + Resesif, maka yang akan tampak (Phenotype) adalah Dominan (dengan pengecualian jika seluruh kode adalah Resesif, maka akan tampak (Phenotype) adalah Resesif.

2.       Dominan adalah kode yang tampak, atau bisa dikatakan yang mendominan penampilan makhluk hidup. Kebalikannya, Resesif adalah kode yang tertutupi/ tersembunyi oleh karena kode Dominan. Contohnya seperti ini : Bunga Teratai Merah dikawin silangkan dengan Bunga Teratai Putih. Jika hasil dari perkawinan ini menghasilkan beberapa Bunga Teratai berwarna Merah, maka dapat disimpulkan bahwa secara genetic warna Merah adalah Dominan, sedangkan warnah Putih adalah Resesif. “Bakat” warna Putih pada beberapa anakan teratai tidak hilang, namun tertutupi oleh kode Dominan warna Merah.

3.       Genotype adalah kode genetic yang terdapat pada makhluk hidup. Phenotype adalah penampilan yang tampak. Pada contoh di atas, Genotype nya bisa saja Merah Dominan dengan Putih Resesif. Sedangkan secara penampakan (Phenotype) adalah Merah.

Setelah sedikit mengerti gambaran besar istilah-istilah tersebut, maka kita masuk dalam bahasan Golongan Darah.

Allele Golongan Darah

Golongan darah manusia dibagi dalam 3 Allele, yaitu A-B-O. Allele A dan B merupakan Dominan. Sedangkan Allele O merupakan resesif bagi A dan B. Untuk memudahkan gambaran penggabungan Allele, dapat menggunakan kolom Punnett. 

Mari gunakan contoh berikut :

Ayah memiliki golongan darah A

Ibu memiliki golongan darah B

Bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anaknya ?

Untuk golongan darah Ayah (A), maka ada kemungkinan Allele yang dimiliki AA atau AO.  Seandainya seluruh anggota keluarga dari Ayah memiliki golongan darah A hingga buyut sebelumnya, maka bisa kita gunakan Allele AA (Homogen Dominan). Namun, jika ada anggota keluarga yang heterogen/ berbeda, maka kita gunakan Allele AO (Heterogen Dominan-Resesif).

Untuk golongan darah Ibu (B), maka ada kemungkanan Allele yang dimiliki BB atau BO. Seandainya seluruh anggota keluarga dari Ayah memiliki golongan darah B hingga buyut sebelumnya, maka bisa kita gunakan Allele BB (Homogen Dominan). Namun, jika ada anggota keluarga yang heterogen/ berbeda, maka kita gunakan Allele BO (Heterogen Dominan-Resesif).

Anggap saja baik Ayah maupun Ibu memiliki Allele heterogen, sehingga jika dimasukan pada kolom Punnett menjadi sebagai berikut :

Allele Ibu

 

Allele Ayah	B	O
A	AB	AO
0	BO	00

Hasil yang didapat

Genotype (AB) : Phenotype Golongan Darah (AB)

Genotype (AO) : Phenotype Golongan Darah (A)

Genotype (BO) : Phenotype Golongan Darah (B)

Genotype (OO) : Phenotype Golongan Darah (O)

catatan : oleh karena Allele O resesif terhadap A dan B.

Kesimpulannya

25 % kemungkinan anak memiliki golongan darah AB

25% kemungkinan anak memiliki golongan darah A

25 % kemungkinan anak memiliki golongan darah B

25% kemungkinan anak memiliki golongan darah O

Jadi, jika seandainya bapak/ibu yang merasa bingung dengan golongan darah anak yang berbeda dibandingkan dengan golongan bapak/ibu, jangan langsung menuduh dulu “itu bukan anak saya!”. Coba dicek dulu dengan perhitungan sederhana hukum Mendel. Selamat mencoba ya.

Salam Sehat Sejahtera.