Waspada kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin pada anak

Saat-saat musim panas, apalagi perubahan musim sekarang ini, rasanya ingin sekali untuk tidur di lantai sambil menghidupkan kipas angin ditemani minuman dingin. Barangkali bagi Anda yang lebih beruntung, AC merupakan teman yang lebih akrab di waktu ini.
Anak-anak barangkali juga merasa terganggu dengan keadaan lingkungan yang panas ini. Mereka barangkali juga ikut tidur-tiduran di lantai dan menikmati kipas angin. Rasanya tentu menyenangkan. Namun, tahukah Anda bahwa tidur di lantai sambil menghidupkan kipas angin yang mengarah langsung kepada Buah Hati Anda, atau hanya menghidupkan Kipas Angin yang langsung menyorot pada daerah sisi wajah, dapat menimbulkan sakit, yang dikenal dengan sebutan Bell Palsy.

Apa Itu Bell Palsy?

Beberapa dari Anda mungkin sudah mengenal istilah Bell Palsy ini. Penyakit ini dipercaya disebabkan oleh membengkaknya saluran saraf Fasialis (wajah) yang melewati telinga. Dilaporkan bahwa pembengkakan ini kerap dikarenakan kebiasaan tidur di lantai dengan kepala (bagian sisi telinga) menempel pada lantai. Tak jarang, hembusan langsung kipas angin ke bagian sisi telinga turut pula menyebabkan timbulnya penyakit ini. 1
Beberapa ahli berpendapat pembengkakan ini dikarenakan infeksi virus yang menyerang saluran saraf tersebut. Pada anak-anak yang memiliki system pertahanan tubuh yang belum sempurna, maka tubuh akan lebih mudah terserang virus, termasuk virus saluran telinga tersebut.

Bagaimana Tandanya?

Yang perlu diperhatikan apabila buah hati Anda kerap tidur di lantai dan ditemani kipas angin adalah tanda panas akibat infeksi virus (apabila penyebabnya virus), dan yang paling khas adalah gambaran mimic wajah seperti raut wajah stroke. Pada saat tersenyum, misalnya, maka bagian bibir yang satu sisi dengan pembengkakan saluran saraf akan sulit untuk bergerak mengikuti pola senyuman. Begitupun apabila anak hendak mengernyitkan alis, maka pada alis di sisi pembengkakan akan sulit terangkat.
Perhatikanlah gejala yang mungkin mengarah pada penyakit Bell Palsy ini :
a. Apakah Buah Hati Anda merasa tidak enak badan dan merasa panas badan?
b. Apakah Buah Hati Anda merasa susah untuk menggerakkan bibir ataupun alis?

Yang Harus Dilakukan ?

Yang perlu disadari adalah penyakit ini dapat sembuh sempurna asalakan mendapatkan perawatan yang memadai. Bahkan, 85% penderita ini dilaporkan sembuh kembali dalam beberapa minggu. 1 Namun, 15% kasus akan membutuhkan waktu sembuh yang lebih lama (3 bulan) dengan hasil penyembuhan yang kurang baik. Tak jarang, 15% pasien ini mengalami kerak “mimik ikutan”(sinkinesis) karena saraf-saraf yang terluka menjalin saluran dengan saraf-saraf yang tidak seharusnya. Misalnya, apabila hendak mengedipkan mata, maka timbul pula gerakan meringis.
Untuk menghindari kemungkinan 15% in, secepatnya membawa Buah Hati Anda ke pelayanan kesehatan setempat. Biasanya pihak kesehatan akan memberikan obat steroid sewaktu saluran saraf tersebut membengkak. Vitamin B1 dan elektroterapi kerap disertakan dalam pengobatan untuk memulihakan saraf-saraf fasila yang mengalami jejas.
Nah, jika buah hati Anda masih sering tidur-tiduran di lantai ditemani kipas angin yang sepoi-sepoi, Anda sebaiknya memperhatikan tanda-tanda Bell Palsy. Bila perlu, Anda sebaiknya membiasakan Buah Hati Anda untuk tidak tidur di lantai. Sedangkan kipas angin dapat diarahkan selain ke kepala. Tentunya, pencegahan adalah obat yang paling mujarab
Kesehatan Anak Anda sekarang menentukan perkembangannya kelak.

Pustaka :
Ngoerah, I GUsti Ng Gede.1990. Dasar Dasar Ilmu Penyakit Saraf. pp 122 ; Airlangga University Press : Surabaya.

3 comments:

Apakah Anda memiliki pengalaman kesehatan seperti Artikel di atas ? Silakan berbagi kisah Anda dengan Kami....

Next Topic

> BERKENALAN DENGAN ANEMIA klik

> TRAUMA OLEH AIR KERAS klik




Anda Punya Saran atau Pertanyaan ? Silakan Hubungi Kami

Name

Email *

Message *