Rasa Tidak Nyaman di Perut = Maag?

Seorang teman, perempuan, usia 22 tahun, aktif bekerja, bercerita kepada saya :

Perutku mulai sering sakit. Sepertinya “maag”. Apa ada pengaruhnya antara stres dengan “maag”? Sebelumnya sudah minum obat maag seperti Milanta dan Promag. Awalnya terasa membaik, tapi tidak berapa lama kembali tidak enak di perut. Dengan makan, awalnya membaik meskipun masih terasa tidak enak, namun takberapa lama selesai makan, perut terasa sakit. Bagaimana cara mengatasi “maag” ini? (Sebagai tambahan, teman saya ini mulai sering bekerja di malam hari)


Dear, Friend(s)

Memang sungguh mengganggu apabila nyeri perut muncul disaat kita memerlukan suasana yang mendukung untuk mengerjakan suatu kegiatan. Nyeri perut merupakan salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat kita. Keadaan nyeri ini dapat diakibatkan oleh jenis makanan yang dikonsumsi ataupun karena pola makan yang tidak teratur.

Sering kali kita dengar istilah Maag di masyarakat untuk keadaan nyeri perut yang disebabkan oleh gangguan pola makan. Umumnya, masyarakat akan menyebutkan nyeri di daerah perut sekitar bawah taju rusuk (xiphoideus) atau sering disebut ulu hati. Nyeri tersebut dapat terasa seperti nyeri tertusuk jarum, rasa terbakar, dan kadang rasa terlilit. Saat ditanyakan mengenai pola waktu makan, kebanyakan akan mejawab waktu makan tidak teratur. Kadang dua kali sehari di mana makan pagi dan makan siang digabung, atau makan siang dan malam digabung, kadang tiga kali, malah kadang hanya satu kali.


Secara medis, istilah Maag sebenarnya tidak ditemukan lagi. Rasa nyeri yang letaknya di daerah ulu hati dengan gejala-gejala seperti dijelaskan di atas dikelompokkan dalam istilah medis dyspepsia. Jadi, anggaplah dyspepsia yang dibicarakan dalam kaidah medis disamakan dengan maag yang umum didengarkan di masyarakat untuk mempermudah pembahasan. Perlu diingat bahwa maag bukanlah suatu jenis penyakit, namun merupakan kumpulan gejala tidak nyaman pada bagian ulu hati hingga ke tenggorokan. Dari gejala yang tidak spesifik inilah mulai dicari jenis penyakit yang sesuai dengan keadaan sebenarnya pada tubuh, apakah gejala ini merupakan akibat dari kelainan organik (yang secara nyata terjadi “kerusakan” pada organ) ataukah kelainan non-organik/fungsional (tanpa ada perubahan organ, misalnya karena psikis dan gangguan gerak usus).

Sebagaimana suatu masalah mesti diatasi dari akarnya, maka baik secara ringkas diterangkan sedikit salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya maag. Faktor asam lambung sering mendahului terjadinya gangguan organik di lambung. Meningkatnya asam lambung menyebabkan tingkat keasaman menjadi amat rendah. Cairan asam lambung ini, dengan konsentrasi yang pekat, akan mampu menembus pertahanan lambung. Sebenarnya, lambung memiliki lapisan yang tahan terhadap asam. Namun, daya tahan ini akan terlampaui jika keasaman amat rendah. Saat cairan asam mengenai dinding lambung, maka akan terjadi iritasi pada dinding lambung. Proses iritasi ini menyerupai proses perlukaan pada kulit luar saat terkena cairan keras ataupun panas dari panci. Jika hanya beberapa saat saja, sel-sel lambung mampu untuk memperbaiki kerusakan. Namun, jika terjadi terus menerus akan terjadi kerusakan berupa lecet, hingga bentukan borok (ulkus). Perlukaan pada lambung inilah yang menimbulkan sensasi nyeri di lambung. Terkadang, lokasi perlukaan akan memberikan sensasi nyeri yang berbeda pada setiap orang, sehingga untuk beberapa orang rasa nyeri akan muncul saat makan, sedangkan yang lainnya akan muncul setelah makan.

Cairan asam ini juga mampu untuk “terlontar” ke atas menuju tenggorokan. Biasanya, akan terasa sensasi panas di daerah dada hingga di tenggorokan bagian leher. Bukanlah hal yang wajar jika cairan asam ini terlontar hingga tenggorokan. Penyebabnya dapat karena saluran sempit antara tenggorokan dengan lambung menjadi lebar, atau tidak menyempit dengan baik, sehingga cairan lambung mampu terlontar ke atas. Kebiasaan juga menjadi faktor resikonya. Misalnya seusai makan kita langsung berbaring sehingga antara lambung dengan tenggorokan membentuk garis lurus atau mendekati lurus. Dengan berkurangnya perbedaan ketinggian maka cairan asam mampu dengan mudah menuju tenggorokan.

Apa yang menyebabkan produksi asam lambung meningkat?

Asam lambung dapat meningkat pada saat kita mengkonsumsi makanan berprotein tinggi, misalnya daging. Di samping itu, asam lambung juga dipengaruhi faktor psikis seseorang, misalnya saat mengalami tekanan (stress, depresi, ataupun cemas). Bagaimana dengan pola makan yang tidak teratur? Rupanya, tubuh memiliki suatu memori yang mampu mengingat kebiasaan hidup. Misalnya sejak awal kita sering sarapan di pagi jam 7, makan siang saat jam 1 siang, dan makan malam pada pukul 7 malam. Jika pola makan ini dibiasakan, maka tubuh akan memberikan respon otomatisasi untuk mempersiapkan asam lambung pada jam-jam yang ditentukan tadi. Dampaknya, saat kita mulai tidak teratur untuk makan, tubuh masih memiliki memori untuk mengeluarkan asam lambung di jam-jam tersebut. Cairan asam lambung tetap diproduksi namun makanan tidak ada, keadaan ini menyebabkan meningkatnya konsentrasi asam lambung sehingga mulailah rentetan kejadian perlukaan lambung seperti diuraikan di atas.

Menyadari pentingnya peran asam lambung dalam menimbulkan gejala-gejala maag, maka banyak bermunculan obat-obat untuk menekan produksi asam lambung maupun menetralkan asam lambung. MILANTA ataupun PROMAG merupakan obat yang menggunakan senyawa Aluminium dan Magnesium sebagai dasar kandungannya untuk menetralkan asam lambung. ZANTAC (Ranitidine) merupakan obat untuk mengurangi produksi asam lambung dengan menghambat reseptor sel pembentuk asam lambung . Obat-obatan ini mampu mengurangi perasaan nyeri ataupun tidak enak di lambung karena tingkat keasaman sudah mulai naik. Namun, yang jauh lebih penting adalah mempertahankan asam lambung dalam batas normal tanpa pengaruh obat. Ingat, asam lambung juga merupakan salah satu pertahanan tubuh dari kuman (saat kita mengkonsumsi makanan) sehingga apabila asam lambung terus ditekan, itu berarti menekan sistem pertahanan tubuh. Sebagai suatu pertimbangan, maka pemberian obat-obat penekan asam lambung diminum tidak melebihi 2 (dua) minggu berturut-turut.

Meskipun ada juga obat untuk mengatasi stress, namun para dokter jarang memberikan jenis-jenis obat penenang pada penderita maag. Tentu ada alasan yang mendasari, salah satunya karena obat-obat penenang ini cenderung untuk disalah gunakan sehingga efek sampingnya yang paling sering muncul. Sekiranya dari hasil pemeriksaan diyakini bahwa penyebab maag tersebut karena stress psikis, maka perlu penanganan komprehensif di bidang kejiwaan, yang meliputi penenangan diri, menemukan permasalahan stress, hingga dalam tahap lebih jauh dapat berkonsultasi dengan dokter psikis.

Bagaimana langkah kita menyikapi maag yang terus-terusan muncul?

Saran pertama yaitu bertemu dengan dokter umum. Ceritakan tentang : 1.Obat-obat yang sudah diminum, 2. Penanganan yang dilakukan sebelumnya, 3. Lamanya mengalami maag, 4. Kapan saja maag itu muncul, 5. Sensasi atau rasa di perut, dan pengaruh makanan terhadap sensasi tersebut. Dari sana, jika dirasakan memerlukan penanganan lebih spesialistik (seperti misalnya muncul pula gejala alaram :ANEMIA, PENURUNAN BERAT BADAN, HEMATEMESIS, MELENA), akan diarahkan ke bagian Gastroenterology untuk melihat terlebih dahulu keadaan lambung kita. Apakah maag ini dikarenakan kelainan organik atau gangguan fungsional. Setelah diketahui penyebabnya, maka akan diberikan penanganan sesuai dengan penyebabnya. Sebagai contoh, apabila ditemukan gastritis akut (radang akut pada lambung) maka akan disarankan hanya minum cairan di hari pertama, kemudian mengkonsumsi makanan cair di hari berikutnya, hingga mengalami pengurangan gejala-gejala di lambung. Tentu saja hal ini merupakan suatu penyederhanaan gambaran penanganan. Namun, langkah awal akan sangat menentukan perkembangan kesehatan kita.
Demikian penjelasan yang dapat diberikan, kiranya bermanfaat. Semoga cahaya kesehatan selalu menyertai kita


Ensiklopedia :

Dyspepsia
Rasa sakit di perut atau rasa tidak nyaman di bagian perut atas yang muncul terus menerus (persistent) atau berulang (recurrent) (Kriteria Rome II).
Merupakan kumpulan gejala seperti nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawam rasa cepat kenyang, perut rasa penuh, sehingga bukan suatu penyakit medis.

Hematemesis
Muntah darah, muntah yang bercampur darah.

Melena
Berak berwarna hitam yang sering diinterpretasikan sebagai berak yang bercampur darah dari pencernaan bagian atas.

Gejala Alaram
Gejala yang memerlukan perhatian lebih serius. Gejala ini meliputi Anemia, Hematemesis, Melena, Penurunan berat badan yang signifikan dalam hitungan bulan

27 comments:

Apakah Anda memiliki pengalaman kesehatan seperti Artikel di atas ? Silakan berbagi kisah Anda dengan Kami....

Next Topic

> BERKENALAN DENGAN ANEMIA klik

> TRAUMA OLEH AIR KERAS klik




Anda Punya Saran atau Pertanyaan ? Silakan Hubungi Kami

Name

Email *

Message *